Benar Dia berkuasa. Dan Dia-lah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, "Jadilah!". Maka terjadilah ia. Maka. Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan." (Q.S Yasin: 81-83) Nah, adapun bila kita
Ibnu`Atho'. Sudahlah, kembalikan semua kepada Allah SWT. Jangan membiasakan diri mengaku sebagai pemilik semua hal. Jangan merasa apa yang ada pada kita adalah milik kita. Semua itu milik Allah. Semua alam semesta dan semua yang selain-Nya adalah ciptaan Allah dan milik-Nya. Termasuk kita dan kehidupan kita.
Janganlupakan kami karena kalian semualah yang kami miliki sekarang. Sumbangan kalian sama sekali tidak sampai kepada kami, dan ketika Israel membuka perbatasan, sumbangan itu hanya untuk beberapa gelintir saja. Teruslah beramal karena Allah dan berdoa bahwa kemenangan akan segera datang, insyaAllah. Ummu Taqi.
Sesungguhnyaorang-orang yang ditimpa musibah dan merasa yakin bahwa kebaikan, keburukan dan segala sesuatu itu berasal dari Allah, berkata, "Diri kami ini adalah milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya. Untuk-Nya kami persembahkan puji syukur atas segala karunia dan kami harus bersabar jika mendapatkan ujian atau diberi pahala dan balasan."
Padaayat ke 8 di situ nabi zakaria mempertanyakan kekuasaan Allah bagaimana mungkin nabi zakaria mempunyai anak sedangkan istrinya mandul tapi di ayat berikutnya Allah Memberikan jawaban yang sangat tegas bahwa semua itu sangat mudah bagi Allah, dari itulah terasa ada tamparan bagi diri saya karena selama ini saya masih belum yakin akan kekuasaan Allah, bahkan sampai saat ini pun masih ada
Orangyang sabar adalah orang yang jika terkena musibah maka dia memahami dan menghayati kalimah "innaa lillaahi wa inna ilaihi raaji'uun" (sesungguhnya semua milik Allah dan sesungguhnya semua akan kembali kepada Allah) (QS. al-Baqarah 2:155-157). Semuanya memang milik Allah. Allah adalah Maha Kaya (tidak membutuhkan sesuatu yang lain), sedangkan manusia adalah miskin (selalu
Sebagaimanayang dipertegas Allah SWT, "Milik Allah SWT segala apa yang ada di langit dan di bumi. (QS. Al-Baqarah [2]: 284). Ketika seseorang menyadari bahwa semuanya miliki Allah SWT, ia tidak akan gelisah, bersedih, dan berduka. Tatkala kekayaan yang dimiliki, kedudukan yang tinggi, dan keindahan fisik memudar, ia akan bertasbih
Fayu'adz-dzibuhullāhu (maka Allah akan Mengazabnya) di akhirat. Al-'adzābal akbar (dengan azab yang sangat dahsyat), yakni azab neraka. Inna ilainā iyābahum (sesungguhnya hanya kepada Kami-lah kembali mereka), yakni kembali mereka di akhirat. Tsumma innā 'alainā hisābahum (kemudian, sesungguhnya hanya pada Kami-lah penghisaban
Rosv. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kullu nafsin Zaaiqatul Maut QS. Al 'Imran ayat 195Artinya "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati." Innalillahi wainna ilaihi rooji'un. "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami akan kembali ". Kenapa setiap ada yang meninggal atau kesusahan atau suatu bencana yang menimpa selalu mengucapkan kalimat itu? Karena itu adalah suatu bentuk kepasrahan pada Allah, ketidakberdayaan kita melawan kehendak dan takdir Allahm Semuanya adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya semua akan tidak dapat mengira, memprediksi apalagi meramalkan kematian, bencana, kesusahan atau musibah yang bisa saja menimpa. Bukan hanya musibah, nikmat Allah juga tidak dapat diprediksi. Semua atas kehendak Allah semata. Pagi ini adalah Rabu sendu, Rabu syahdu, Rabu yang berkabung. Kami harus merelakan si kecil imut, si lucu kesayangan, yang sudah kita anggap anak sendiri, berpulang ke hadirat-Nya. Anak terakhir dari enam bersaudara, imut, kucing kesayangan. Bagaimana rasanya kehilangan sesuatu yang di sayangi? Tentu saja sedih. Itu perasaan yang lumrah dan manusiawi. Yang namanya manusia pasti pernah merasa sedih dan bahagia. Tapi kembali lagi, rela ataupun enggak, kita harus berusaha rela, ikhlas menerima, karena semuanya milik Sang Pencipta. Setiap saat harus siap dipanggil, siap berpisah kalau sudah tiba waktunya. Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Itu pasti. Bukan hanya manusia, hewan dan tumbuhan juga akan merasakannya. Entah itu kapan, di mana dan dalam keadaan apa. Tapi satu yang kita harap dan mohonkan, dimanapun itu, kapanpun itu, semoga dalam keadaan akhir yang bahagia, husnul khotimah. InsyaAllah. Selamat jalan bocil imut, kamu pasti akan lebih berbahagia di sisi Allah. Lihat Kurma Selengkapnya
Faedah Surat An-Nuur 36 Allah Merajai Langit dan Bumi, Kita Semua Akan Kembali kepada-NyaAllah merajai langit dan bumi, dan kita semua akan kembali kepada Surah An-Nuur Ayat 42Allah Ta’ala berfirman,وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ“ Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan kepada Allah-lah kembali semua makhluk.” QS. An-Nuur 42Penjelasan ayatSemua milik Allah dan semua akan kembali kepada AllahDisebutkan dalam ayat ke-42 “Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi.” Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di memberikan keterangan, maksudnya adalah Allah menciptakan langit dan bumi. Allah yang memberikan rezeki pula kepada langit dan bumi. Allah juga yang mengatur langit dan bumi. Allah mengaturnya secara syar’i dan qadari artinya semua harus tunduk pada aturan syariat Allah dan semua yang Allah tetapkan itu pasti terjadi. Di bumi ini tempat kita beramal, sedangkan di akhirat adalah tempat amalan kita itu dibalas. Sehingga dalam lanjutan ayat disebutkan, “dan kepada Allah-lah kembali semua makhluk.” Artinya, kepada Allah tempat kita kembali dan kita akan dibalas. Lihat Tafsir As-Sa’di, hlm. manusia akan nampak pada catatan amal dan timbangan amalDalil yang menunjukkan adanya timbangan amal pada hari kiamat di antaranya adalah ayat,وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا ۖ وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَاسِبِينَ“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika amalan itu hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan pahalanya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” QS. Al-Anbiya’ 47Dalam ayat lainnya disebutkan,فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ , فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ , وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ , فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ , وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ , نَارٌ حَامِيَةٌ“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan kebaikannya, Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan kebaikannya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? Yaitu api yang sangat panas.” QS. Al-Qari’ah 6-11Dalam penjelasan para ulama ada beberapa pendapat manakah yang ditimbang dalam mawazin timbangan pada hari kiamat. Ada beberapa pendapat, yang ditimbang adalah 1 amal itu sendiri, 2 catatan amal, 3 pahala dari amalan, 4 pelaku amal itu sendiri. Lihat Ma’arij Al-Qabul, 3 yang menunjukkan bahwa manusia akan menerima catatan amal adalah firman Allah Ta’ala,فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَءُوا كِتَابِيَهْ“Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata “Ambillah, bacalah kitabku ini.” QS. Al-Haqqah 19Juga dalam ayat,وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku ini.” QS. Al-Haqqah 25Begitu juga yang menerima kitab dari sisi belakang punggungnya seperti disebut dalam ayat,وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ“Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang.” QS. Al-Insyiqaq 10Juga dalam hadits dari Aisyah radhiyallahu anha, ia ketika itu mengingat neraka, lantas ia menangis. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bertanya saat itu, “Apa yang membuatmu menangis?” Aisyah menjawab, “Aku mengingat neraka lantas aku menangis. Apakah kalian akan mengingat keluarga kalian pada hari kiamat?” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab,أَمَّا فِي ثَلاَثَةِ مَوَاطِنَ فَلاَ يَذْكُرُ أَحَدٌ أَحَدًا عِنْدَ المِيْزَانِ حَتَّى يَعْلَمَ أَيَخِفُّ مِيْزَانُهُ أَوْ يَثْقُلُ وَعِنْدَ الكِتَابِ حِيْنَ يُقَالُ هَآؤُمُ اقْرَؤُوْا كِتَابِيَهْ حَتَّى يَعْلَمَ أَيْنَ يَقَعُ كِتَابُهُ أَفِي يَمِيْنِهِ أَمْ فِي شِمَالِهِ أَمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِهِ وَعِنْدَ الصِّرَاطِ إِذَا وُضِعَ بَيْنَ ظَهْرَي جَهَنَّمَ“Ada tiga keadaan seseorang tidak akan mengingat siapa pun pada hari kiamat 1 ketika di sisi mizan timbangan, sampai seseorang mengetahui timbangannya ringan ataukah berat; 2 ketika berada pada sisi kitab catatan amal ketika dikatakan Ambillah, bacalah kitabku ini’ sampai ia mengetahui apakah catatannya diambil dari sisi kanan, ataukah sisi kiri, atau dari belakang punggungnya; 3 ketika berada di shirath jembatan yang dibentangkan di atas Jahannam.” HR. Abu Daud, no. 4755; Tirmidzi, no. 2235. Hadits ini disahihkan oleh Syaikh Al-Albani.Tentang hisab amalDalam masalah hisab disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, “Yang dimaksud hisab adalah ditimbangnya amal kebaikan dan kejelekan. Termasuk dalam hal ini ada munaqasyah perhitungan amal baik dan jelek secara rinci. Hisab yang dimaksud sebelumnya adalah penampakan amalan pada pelakunya dan akhirnya ia mengenal amalnya karena itu para ulama Ahlus Sunnah berselisih pendapat mengenai orang kafir, yaitu apakah orang kafir dihisab ataukah tidak. Yang jelas hisab itu ada yaitu amalan itu dihitung dan ditampakkan. Namun hisab bagi orang kafir bukan maknanya kebaikan mereka dibalas pada hari kiamat lalu dibandingkan dengan kejelekannya.” Dar’u Ta’arudh Al-Aql, 5229. Dinukil dari Tafsir Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, 6489.Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah di tempat lainnya juga menyatakan, “Setiap hamba pasti memiliki kejelekan. Dalam kehidupan kita selaku hamba pasti punya kekurangan. Seandainya bukan karena pemaafan dari Allah terhadap kesalahan-kesalahan kita dan Allah menerima amal kita, tentu kita akan binasa. Karena dalam hadits disebutkan, “Siapa yang menghadapi munaqasyah perhitungan hisab secara rinci, maka ia tentu akan disiksa. Aisyah mengatakan, Wahai Rasulullah, bukankah Allah mengatakan, “Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata “Ambillah, bacalah kitabku ini.” Inilah yang dimaksud dengan al-ardh penampakan amal. Namun jika amal tersebut nuqisya dihisab rinci tentu akan disiksa.” Jaami’ Ar-Rasail, 1150. Dinukil dari Tafsir Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, 6489Hisab itu ada dua macamPertama, hisab ardh. Hisab ini berlaku khusus untuk orang beriman. Ia akan ditanya tentang amalnya, ilmunya, nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya. Ia akan menjawab dengan kokoh, akhirnya nikmat kebaikan berlanjut terus untuknya. Jika ditampakkan baginya dosa, ia mengakuinya dan Allah akan menutupi serta memaafkan pertama ini tidak dihitung detail munaqasyah. Ia akan mengambil kitabnya dengan tangan kanannya. Ia akan kembali pada keluarganya dalam keadaan suka cita. Karena ia selamat dari siksa dan diberikan keburuntungan dengan yang disebutkan dalam hadits,مَنْ حُوسِبَ عُذِّبَ قَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْتُ أَوَلَيْسَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا قَالَتْ فَقَالَ إِنَّمَا ذَلِكِ الْعَرْضُ وَلَكِنْ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ يَهْلِكْ“Barangsiapa yang dihisab, maka ia tersiksa”. Aisyah bertanya, “Bukankah Allah telah berfirman maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah’ QS. Al-Insyiqaq 8” Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Itu baru al-aradh penampakan amal. Namun barangsiapa yang diteliti hisabnya, maka ia akan binasa.” HR. Bukhari, no. 103 dan Muslim, no. 2876Kedua, hisab munaqasyah. Hisab ini ditujukan pada orang kafir dan ahli maksiat dari orang yang bertauhid. Mereka akan lama hisabnya dan akan berat tergantung pada banyaknya dosanya. Jika itu ahli maksiat dari kalangan ahli tauhid, maka Allah akan masukkan mereka dalam neraka sampai waktu tertentu kemudian keluar, lalu akan masuk dalam surga jenis ini akan dialami oleh orang kafir, munafik, dan pelaku kemaksiatan–semoga Allah melindungi kita–, di mana mereka akan diinterogasi secara teliti atas kenikmatan yang diperoleh semasa di dunia, selain itu terjadi adu argumentasi sehingga Allah pun mendatangkan saksi untuk membatalkan alasan Fatawa Al-Islam Sual wa Jawab, no. Al-Qabul bi Syarh Sullam Al-Wushul ila Ilmi Al-Ushul fi At-Tauhid. Cetakan kedelapan, Tahun 1432 H. Hafizh bin Ahmad Al-Hakami. Penerbit Dar Ibnul As-Sa’di. Cetakan kedua, Tahun 1433 H. Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Penerbit Muassasah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Cetakan pertama, Tahun 1432 H. Iyad bin Abdul Lathif bin Ibrahim Al-Qaisi. Penerbit Dar Ibnul menjelang Ashar, 27 Shafar 1441 H, bertepatan dengan 26 Oktober 2019oleh Muhammad Abduh TuasikalArtikel
Sahijab – Innalillahi wa inna ilahi raji’un artinya semua milik Allah dan semuanya akan kembali pada Allat SWT. Sebagaimana orang yang telah meninggal, dia adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah SWT. Selain itu, kalimat tersebut juga dapat diucapkan ketika diri sendiri atau seseorang terkena musibah. Tapi masih banyak orang yang masih bingung dan bahkan tidak mengetahui cara penulisannya yang benar. Selain itu, pengucapan kalimat tersebut juga tertuang dalam Al Quran berikut ini."Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan Innalillahi wa inna ilahi raji’un sesungguhnya kami itu milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Allah SWT" QS. Al-Baqarah 156. Lalu, Innalillahi wa inna ilahi raji’un artinya? Makna Innalillahi wa inna ilahi raji’un Arti sesungguhnya dari kalimat Innalillahi wa inna ilahi raji’un adalah “Sesungguhnya kita ini milik Allah, dan sesungguhnya kita semua akan kembali kepadaNya”. Dari kalimat ini mengandung sebuah pengakuan bahwa manusia itu tidak memiliki apa-apa. Karena apa yang dimiliki oleh manusia hanyalah titipan, dan suatu ketika akan diambil oleh pemiliknya, Allah SWT. Dikenal sebagai bacaan Istirja atau Tarji Berita Terkait Ustaz Adi Hidayat Ungkap 1 Kalimat Dahsyat Agar Doa Terkabul Keutamaan Membayar Zakat Fitrah Menurut Alquran dan Hadis Kapan Terjadinya Malam Lailatul Qadar? Begini Pendapat Ahli Hadis Macam-macam Sabar dalam Islam yang Wajib Diketahui Agar Kuat Hati dan Iman